Masjid Agung Demak

Masjid Agung Demak adalah salah satu mesjid tertua yang ada di Indonesia. Masjid ini terletak di desa Kauman, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

Logo Kabupaten Demak

Bentuk Lambang daerah Kabupaten Demak berupa perisai yang berbentuk dasar segitiga lengkung melambangkan pertahanan dan keamanan lahir dan batin.

Logo KMDY

KMDY (Keluarga Mahasiswa Kabupaten Demak) adalah sebuah organisasi etnis yang berda di Yogyakarta.

Event_Seminar 2016

Seminar Terbuka KMDY "Kilas Balik Sejarah Kehidupan dan Pendidikan Kebudayaan Sunan Kalijaga"

Event_Makrab 2016

Makrab KMDY 2016 di PonPes Annwar Futuhiyyah, Blotan, Maguoharjo, Sleman

Kamis, 12 Oktober 2023

PEMERINTAH TERUS IMPOR BERAS, TERNYATA BEGINI DAMPAK BURUK BAGI PETANI DALAM NEGERI MENURUT PAKAR TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UGM

Oleh : Fajar Arif Budiyanto

Demak (15/1/2023)- Ketua Dewan Guru Besar Universitas Gajah Mada Prof. Dr. Ir Mochammad Maksum, M.Sc menghimbau kepada seluruh peserta Sarasehan Alumni Yogyakarta untuk senantiasa ikut mengawal jalanya pemerintahan yang ada di Kabupaten Demak. Acara ini dilaksanakan Pada Minggu, 15 Januari 2023 oleh Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO) Keluarga Mahasiswa Demak Yogyakarta (Ormada Demak) atau biasa disebut dengan KMDY. Beliau adalah salah satu dari tiga Narasumber yang hadir pada acara tersebut. Dalam sambutanya beliau menegaskan pada Mahasiswa dan Alumni yang kuliah di Yogyakarta agar berperan aktif menyuarakan hak-hak rakyat yang belum terpenuhi khususnya di kabupaten Demak



“kalau pemerintah tidak tahu, sampean bisiki. Yang tidak tahu diberi tahu. Tidak perlu tahu siapa yang membisiki itu. Sampean punya profesor Adi, dr Masyhudi, bahkan ada Wa Grup profesor-profesor dari Demak. Bukan berarti profesor itu sundul langit, no…tetapi profesor itu kawanya banyak. Kalau tidak tahu ataupun tidak ada waktu bisa mengerahkan teman-temanya.”Ujar Maksum



 Ia menegaskan bahwa seyogyanya kita sebagai mahasiswa harus berani bersuara kepada DPRD Demak khususnya untuk mengawasi jalanya pemerintahan yang ada di Demak. Jika mereka tidak tahu suatu hal yang terjadi sekarang kita harus berani membisiki mereka untuk sama-sama melangkah, demi kemajuan kabupaten Demak. Salahsatunya adalah permasalahan tentang Rob dan Abrasi yang ada di Demak. Namun, Ia juga menyampaikan masih banyak lagi permasalahan yang ada diluar Rob dan Abrasi ini.



“Nasib petani di Demak, kalau saya bicara politik pangan sampai pada level Al-Ma’un misalnya, Termasuk mereka yang dusta adalah mereka yang tidak memberi makan simiskin. Yang terjadi di Demak tidak sekedar tidak memberi makan simiskin. Tetapi, kehidupan simiskin pun dipersulit. Dipersulit oleh pemerintah pusat. Misalnya, waktu masa panen, pemerintah impor beras” Ujarnya



Guru Besar Teknologi Industri Pertanian ini menyoroti kebijakan pemerintah yang banyak sekali merugikan petani, khususnya masalah impor beras. Pemerintah pusat selalu mengimpor beras setiap kali petani panen. Hal ini akan merugikan petani karena suply beras akan banyak dan hargapun menjadi turun yang diakibatkan demand naik. Dalam hal ini pemerintah daerah juga harus menyuarakan dan memperjuangkan hak-hak petani agar hasil panenya dapat terjual dengan harga seimbang. 



“kalau pemerintah daerah tidak menyuarakan, ya podo wae… sampean tuku beras murah. iya ada ittifaq. tapi itu sebenarnya ittifaq atau sibih ittifaq?( kesepakatan atau menyerupai kesepakatan)?. Kelihatanya ittifaq tapi sebenarnya bukan Ittifaq, wong ngedumel. Berasnya terpaksa dijual murah karena kebanjiran impor.” Ujarnya



Prof. maksum berpendapat bahwasanya ketika beras dijual dengan adanya keterpaksaan harga, maka beras menjadi tidak halal. Karena, ada beberapa akad dalam Arkanul Buyu’ (Rukun Jual beli) yang belum terpenuhi yaitu saling Ridha. Menurutnya jual-beli seperti itu adalah Sibih Ittifaq karena tidak ada saling ridha yang disebabkan petani menjual berasnya dengan harga murah. 



“Intisari jual beli adalah Ridho, kalau hal demikian maka Sibih Ittifaq, tidak ridho, kan tidak halal. Kelihatanya syarat dan rukunya terpenuhi, tetapi hanya sibih-sibih saja” Ujarnya



Prof Maksum juga menekankan kepada mahasiswa dan alumni yang hadir pada sarasehan tersebut untuk membaca serta menekuni pelajaran serta materi fiqh muamalat, khususnya jual beli.Ia menghimbau dan mengutip dari kitab I’anatut Tholibin dalam Laa yahtatiru illa Khooti’un yang artinya tidak pernah menimbbun barang kecuali pendosa. Dalam Al-Qur’an lafadz Khootiun ini berada ketika nabi yusuf mencacimaki pelecehnya dengan Khootiatun, selain itu lafadz tersebut juga digunakan ketika Allah menyebut kebejatan firaun juga dengan lafadz Khotiun. Artinya jelas bahwa menimbun barang itu dilarang oleh ajaran agama, selain itu juga akan mengacaukan perekonomian negara dan hal ini sangat merugikan banyak khalayak umum.

Stunting Tidak Hanya Sesederhana Penghambatan Pertumbuhan, Begini Bahaya Stunting bagi Masa Depan Bernegara

 

Oleh : Fajar Arif Budiyanto 

Demak (15/1/2023) - Direktur utama Rumah Sakit islam (RSI) Sultan Agung dr H Masyhudi AM., M.Kes menekankan pentingnya pencegahan stunting pada Sarasehan Alumni Yogyakarta. Kegiatan ini diadakan pada Minggu, 15 Januari 2023 di rumah dinas wakil bupati Demak. Acara ini diselenggarakkan oleh Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO) Keluarga Mahasiswa Demak Yogyakarta (Ormada Demak) yang biasa disebut KMDY. Hal itu dilakukan untuk mengedukasi Mahasiswa serta Alumni Mahasiswa Yogyakarta terhadap pentingnya pencegahan Stunting sejak dini.

" stunting tidak melulu kekurangan gizi, tidak juga hanya sekedar penghambatan pertumbuhan. Namun, stunting lebih dari itu. Stunting adalah masalah tentang penurunan kapasitas otak pada anak dan ini sangat berbahaya bagi generasi mendatang." Ujar Masyhudi, Minggu (15/1/2023).

Ia menjelaskan bahwa stunting sangat berbahaya bagi generasi yang akan datang. Melihat angka stunting nasional Pada tahun 2022 mencapai 24% anak Indonesia mengidap Stunting. Ini adalah angka yang cukup besar dan akan membahayakan bagi generasi yang akan datang. Upaya-upaya besar dari pemerintah terus dilakukan, Hingga pada tahun 2024 pemerintah ingin angka persebaran stunting turun 10% menjadi 14% dari tahun 2022 ini. Namun, hal ini bukan perkara mudah karena multifinance, terutama kemiskinan. 

"tingkat gizi itu, dipengaruhi oleh kemiskinan. Namun tidak hanya kemiskinan saja, tetapi bagaimana pola asuh orang tua. Dia punya (harta) tetapi memberi makanan kepada anak tidak sesuai dengan kebutuhan dan gizi. Apalagi sekarang anak-anak itu, karena tidak mahu makan lalu diberikan konsumsi mie instan dan makanan yang mengandung penyedap rasa lainya. Ketika anak-anak sudah merasakan makanan yang mengandung penyedap rasa mereka cenderung tidak mau makan nasi." Ujarnya.

Ia menghimbau kepada peserta sarasehan khususnya yang sudah memiliki anak dan mengasuhnya, untuk memperhatikan betul pola makan anak. Jangan sampai anak-anak terus mengonsumsi makanan-makanan yang banyak mengandung penyedap rasa karena akan menimbulkan banyak efek negatif. "Penyedap rasa itu banyak yang sifatnya karsinogenik. Sekarang banyak penderita kanker disebabkan oleh karsinogenik yang diakibatkan oleh pola makan yang seperti itu". Ujar Masyhudi

Masalah stunting, bukan maslah sepele yang hanya sekedar kurang gizi, lambatnya pertumbuhan anak dan kerdil. Namun, stunting lebih daripada itu. Jika anak mengidap stunting berarti daya pikir seorang anak berkurang, kecerdasanya pun ikut berkurang karena volume otaknya yang berkurang yang disebabkan oleh stunting ini.

Ia menjelaskan bahwa faktor dimulainya stunting dimulai dari janin orang tua, kemudian pola asuh orang tua ketika sudah melahirkan, dan kurangnya asupan gizi yang dibutuhkan anak. " Stunting dimulai dari janin orang tuanya, ketika gizi ibu tidak baik saat mengandung, kemudian ketika lahir diberi makanan yang tidak baik." Ujarnya.

Masalah stunting merupakan masalah multidimensi, kita semua dapat ikut andil dalam pencegahan stunting. Dengan memperhatikan pola makan anak dan meningkatkan kebutuhan gizi terhadap anak, kita ikut berpartisipasi dalam upaya pencegahan stunting yang terus meningkat ini. " Angka stanting di Demak cukup besar sampai 25% loh, Bagaimana mereka bisa maju dan bersaing, ketika anak-anak kita mengidap stanting, wong kapasitas otaknya menurun." Ujar Masyhudi.