Kamis, 12 Oktober 2023

Stunting Tidak Hanya Sesederhana Penghambatan Pertumbuhan, Begini Bahaya Stunting bagi Masa Depan Bernegara

 

Oleh : Fajar Arif Budiyanto 

Demak (15/1/2023) - Direktur utama Rumah Sakit islam (RSI) Sultan Agung dr H Masyhudi AM., M.Kes menekankan pentingnya pencegahan stunting pada Sarasehan Alumni Yogyakarta. Kegiatan ini diadakan pada Minggu, 15 Januari 2023 di rumah dinas wakil bupati Demak. Acara ini diselenggarakkan oleh Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO) Keluarga Mahasiswa Demak Yogyakarta (Ormada Demak) yang biasa disebut KMDY. Hal itu dilakukan untuk mengedukasi Mahasiswa serta Alumni Mahasiswa Yogyakarta terhadap pentingnya pencegahan Stunting sejak dini.

" stunting tidak melulu kekurangan gizi, tidak juga hanya sekedar penghambatan pertumbuhan. Namun, stunting lebih dari itu. Stunting adalah masalah tentang penurunan kapasitas otak pada anak dan ini sangat berbahaya bagi generasi mendatang." Ujar Masyhudi, Minggu (15/1/2023).

Ia menjelaskan bahwa stunting sangat berbahaya bagi generasi yang akan datang. Melihat angka stunting nasional Pada tahun 2022 mencapai 24% anak Indonesia mengidap Stunting. Ini adalah angka yang cukup besar dan akan membahayakan bagi generasi yang akan datang. Upaya-upaya besar dari pemerintah terus dilakukan, Hingga pada tahun 2024 pemerintah ingin angka persebaran stunting turun 10% menjadi 14% dari tahun 2022 ini. Namun, hal ini bukan perkara mudah karena multifinance, terutama kemiskinan. 

"tingkat gizi itu, dipengaruhi oleh kemiskinan. Namun tidak hanya kemiskinan saja, tetapi bagaimana pola asuh orang tua. Dia punya (harta) tetapi memberi makanan kepada anak tidak sesuai dengan kebutuhan dan gizi. Apalagi sekarang anak-anak itu, karena tidak mahu makan lalu diberikan konsumsi mie instan dan makanan yang mengandung penyedap rasa lainya. Ketika anak-anak sudah merasakan makanan yang mengandung penyedap rasa mereka cenderung tidak mau makan nasi." Ujarnya.

Ia menghimbau kepada peserta sarasehan khususnya yang sudah memiliki anak dan mengasuhnya, untuk memperhatikan betul pola makan anak. Jangan sampai anak-anak terus mengonsumsi makanan-makanan yang banyak mengandung penyedap rasa karena akan menimbulkan banyak efek negatif. "Penyedap rasa itu banyak yang sifatnya karsinogenik. Sekarang banyak penderita kanker disebabkan oleh karsinogenik yang diakibatkan oleh pola makan yang seperti itu". Ujar Masyhudi

Masalah stunting, bukan maslah sepele yang hanya sekedar kurang gizi, lambatnya pertumbuhan anak dan kerdil. Namun, stunting lebih daripada itu. Jika anak mengidap stunting berarti daya pikir seorang anak berkurang, kecerdasanya pun ikut berkurang karena volume otaknya yang berkurang yang disebabkan oleh stunting ini.

Ia menjelaskan bahwa faktor dimulainya stunting dimulai dari janin orang tua, kemudian pola asuh orang tua ketika sudah melahirkan, dan kurangnya asupan gizi yang dibutuhkan anak. " Stunting dimulai dari janin orang tuanya, ketika gizi ibu tidak baik saat mengandung, kemudian ketika lahir diberi makanan yang tidak baik." Ujarnya.

Masalah stunting merupakan masalah multidimensi, kita semua dapat ikut andil dalam pencegahan stunting. Dengan memperhatikan pola makan anak dan meningkatkan kebutuhan gizi terhadap anak, kita ikut berpartisipasi dalam upaya pencegahan stunting yang terus meningkat ini. " Angka stanting di Demak cukup besar sampai 25% loh, Bagaimana mereka bisa maju dan bersaing, ketika anak-anak kita mengidap stanting, wong kapasitas otaknya menurun." Ujar Masyhudi.

0 komentar:

Posting Komentar